YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Thursday, December 26, 2013

Budaya Mudik Dan Permasalahannya


Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “mudik’ diartikan sebagai: 1. (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman). 2. pulang ke kampung halaman,sedangkan dalam bahasa inggris mudik berarti (home to the village) atau biasa dikatakan pulang kampung. Adapun istilah mudik dalam ilmu social sama dengan mobilitas yaitu merupakan fenomena pergerakan manusia dari suatu daerah tujuan ke daerah asal dalam batas wilayah dan waktu tertentu. Fenomena mudik bisa terjadi dimana saja selama manusia melakukannya namun hal ini tergantung dari beberapa faktor yang menyebabkan fenomena mobilitas terjadi. Akan tetapi fenomena mobilitas ini lebih sering ditemukan di masyarakat perkotaan yang senantiasa setiap hari melakukan berbagai aktifitasnya.
“Dimana fenomena mudik terjadi” Sudah barang tentu mudik biasa terjadi di kota kota besar, hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia melakukan migrasi dari desa ke kota. Mereka melakukan perpindahan secara temporer bahkan ada juga yang menetap. Pergerakan ini disebabkan berbagai factor diantaranya yaitu push factor (factor pendorong) dan pull factor (factor penarik). Sebagimana menurut Abdurachmat (Harmanto, 2008:42)  salah satu factor pendorong dari desa diantaranya yaitu : Menyempitnya lapangan pekerjaan di sector agraris, fasilitas pendidikan di desa kurang memadai, upah di desa rendah dll. Sedangkan factor penarik yaitu daerah tujuan atau kota sebagai tujuannya diantaranya yaitu : lapangan pekerjaan di kota beragam, fasilitas social memadai, sebagai pusat pengembangan budaya, upah dikota tinggi, kota sebagai pusat pemasaran. Factor inilah yang melatarbelakangi seseorang melakukan perpindahan (mobilitas penduduk) ke kota. Banyaknya masyarakat desa yang pergi ke kota tentunya membawa pengaruh baik bagi desa (tempat asal) maupun bagi kota (tempat tujuan) sehingga hal ini juga merupakan salah satu timbulnya mudik yang terjadi setiap tahunnya.
Kapan fenomena mudik terjadi? Mudik sebetulnya tidak hanya terjadi setiap tahun. Bisa saja seseorang melakukan mudik secara harian, mingguan, bahkan bulanan. Bagi yang melakukan mudik secara harian biasanya dilakukan oleh seseorang yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, sebagai contoh seseorang bekerja di kota namun tempat tinggal di daerah pinggiran kota, sehingga pada waktu pagi hari dia berangkat bekerja ke tempat tujuan dan pada sore hari pulang lagi ke daerah asalnya (tempat tinggalnya) istilah lain yaitu commuter/ulak alik. Bagi sebagian orang terkadang mudik dilakukan setiap minggu, kebiasaan ini dilakukan seseorang yang bekerja di daerah kota namun tempat tinggal di daerah pinggiran. Pada umumnya alasan sesorang melakukan mobilitas sirkuler ini yaitu untuk menekan biaya transportasi pulang pergi dari tempat asal ke tujuan sehingga orang tersebut menetap sementara di tempat kerja dalam waktu beberapa hari setelah itu  pulang kampung dalam waktu mingguan. Selanjutnya adapula seseorang melakukan mudik dalam jangka bulanan, biasanya hal ini dilakukan oleh para karyawan pabrik yang berada dikawasan dekat dengan tempat ia bekerja alasannya tentunya sama halnya dengan para pekerja yang melakukan mudik mingguan yaitu menekan biaya ongkos dan memudahkan dalam melakukan pekerjaan agar lebih efektif tepat waktu. Kebiasaan ini banyak terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya dll. Mobilitas sirkuler ini tentunya bagi para pekerja yang dekat dengan wilayah dia tinggal Sebagai contoh orang Pandeglang bekerja di Tangerang atau orang Serang bekerja di Jakarta.  Selain itu ada pula mudik yang bersifat tahunan, bentuk mobilitas ini biasanya dilakukan seseorang sekali dalam satu tahun, hal ini merupakan kebiasaan bahkan menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat kita. kegiatan rutinitas tahunan ini biasanya dilakukan pada saat bulan Ramadhan menjelang hari besar idoel fitri (Lebaran). Adapun seseorang yang melakukan mobilitas ini tentunya sebagian besar masyarakat desa yang tinggal di kota kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan yang lainnya. Bahkan tidak hanya bagi masyarakat desa akan tetapi bagi masyarakat yang sudah menetap di kota pada kesempatan ini sengaja meluangkan waktu untuk mengunjungi sanak saudara atau orang tua, hal ini tentunya bagi masyarakat kota yang masih memiliki sanak saudara yang tinggal di desa atau kota lainnya.   Oleh sebab itu dalam kajian geografi mudik merupakan migrasi temporer (mobilitas sirkuler) yang mana penduduk melakukan perpindahan dalam batasan wilayah dan waktu tertentu.  Bentuk mobilitas sirkuler ini berupa mingguan, bulanan atau setiap tahun sekali.
Kenapa mudik terjadi? Mudik terjadi bukan semata mata sebagai bentuk mobilitas sirkuler semata namun mudik sudah menjadi budaya bangsa Indonesia, mudik merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan masyarakat Indonesia sejak dulu. Bahkan sejak manusia purba, budaya mudik sudah ada salah satunya yaitu  dalam kebiasaan hidup berkelompok, manusia purba melakukan kegiatan berburu dan meramu yang mana seorang kepala rumah tangga pergi berburu  secara berkelompok bersama sama sedangkan para istrinya menunggu di rumah untuk  mengurusi anak dan menjaga rumah sampai suaminya datang. Kegiatan ini terkadang berhari-hari bahkan berminggu minggu, setelah itu baru mereka melakukan mudik atau pulang ke tempat asalnya dengan membawa hasil buruan untuk kebutuhan hidupnya. Bisa dikatakan berburu dan meramu,merupakan salah satu cirri dari masyarakat purba, namun ada juga kebiasaan manusia purba yang lain yaitu hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya guna mencari kebutuhan hidupnya apabila tempat yang dia tinggali sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga mereka melakukan ekspansi ke wilayah lain. istilah ini biasa dikatakan sebagai Nomaden. Begitupun pada masyarakat sekarang ini fenomena mudik terjadi karena adanya fenomena migrasi, artinya bahwa kenapa ada mudik jawabannya karena adanya migrasi. Mustahil adanya mudik apabila tidak ada migrasi. Oleh sebab itu jika kita perhatikan dari tahun ke tahun fenomena mudik semakin bertambah hal ini tentunya seiring dengan jumlah migrasi ke kota-kota besar. Menurut survey beberapa kota yang menjadi sasaran mirgasi penduduk diantaranya yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan hal ini dilihat dari jumlah pertambahan penduduk tiap tahun yang terus meningkat.

Masyarakat transisi  dan budaya mudik

Menurut Pasya dkk (2004 :206) masyarakat transisi merupakan masyarakat yang berada diantara masyarakat tradisional dengan masyarakat modern, atau masyarakat peralihan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Lebih jelasnya menyatakan bahwa Kehidupan masyarakat ini umumnya berada pada wilayah marginal atau pinggiran kota –desa, secara fisik masih berada dalam di daerah administrasi desa tetapi pengaruh kota terhadap kehidupan sudah nampak. Sejalan dalam itu Pasya (2004: 212) membagi masyarakat transisi berdasarkan letak dimana masyarakat itu berada, pembagian tersebut yaitu masyarakat transisi yang berada di pedesaan, masyarakat transisi yang berada di pinggiran kota, dan masyarakat transisi yang berada di perkotaan. dari ketiga masyarakat transisi tersebut memiliki ciri –ciri yang khas dalam perkembangannya terutama dalam pendidikan, mata pencaharian, kesehatan, lingkungan, dan mentalitas penduduknya. Berkaitan dengan masalah kependudukan dalam hal ini yaitu masalah urbanisasi dan perilaku masyarakatnya ternyata masyarakat transisi yang berada di kota yang lebih banyak menimbulkan masalah social, seperti kesenjangan, kesehatan, konflik dll. Hal ini dikarenakan mereka hidup dan menjadi masyarakat kota namun masih banyak yang masih membawa sifat dan sikap (mentalitas) tradisional sebagimana dibawa dari daerah asal. Mentalitas  sebagai masyarakat transisi bagi mereka yang berada di perkotaan sebagai pendatang, tidak akan secara langsung menjadi masyarakat modern melainkan memerlukan proses yang kecepatannya tergantung  pada mereka sendiri untuk cepat berubah dan menyesuaikan diri mejadi masyarakat modern. Perubahan mentalitas ini tentunya akan lambat apabila masyarakat pendatang masih bergaul dan bertempat tinggal dan berusaha dengan yang memiliki mentalitas yang sama.
Fenomen mudik hubungannya dengan masyarakat transisi, sejauh ini fenomena mudik terjadi dikota-kota besar, namun jika kita analisis lagi bahwa masyarakat yang melakukan mudik bukan masyarakat kota asli, akan tetapi masyarakat desa yang hidup di kota sehingga bisa dikatakan masyarakt tersebut adalah masyarakat transisi, sebagaimana yang telah dijelasakn bahwa masyarakat transisi ini masih bersifat tradisional artinya secara jasmani tinggal di kota namun secara mental masih memiliki sifat daerah asal, sehingga budaya-budaya local masih dipegang erat. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung hidup modern, yang selalu menganggap segala sesuatu diukur dengan materialistic, sehingga gaya hidupnya cenderung lebih bersifat duniawi. Oleh sebab itu apabila dikaitkan dengan masalah mudik tentunya masyarakat transisi yang lebih banyak disoroti karena masyarakat inilah yang lebih banyak melakukan mudik dalam konteks tradisi. Masyarakat transisi ini cenderung melakukan mudik sebagai suatu tradisi yang harus dilakukan sebagai wujud kepatuhan terhadap adat keluarga di dalam daerah tertentu. apalagi budaya mudik ini tidak akan terlepas dari perkembangan bangsa ini, karena hanya bangsa-bangsa yang sedang berkembang yang memiliki banyak masyarakat transisi yaitu peralihan masyarakat tradisional menuju masyarakat modern.
Bagaimana mengatasi mudik? sebagian orang mudik merupakan masalah bagi pemerintah, namun ada  juga fenomena mudik ini merupakan hal yang wajar karena merupakan sebuah tradisi suatu bangsa, akan tetapi apabila mudik dijadikan sebuah permasalahan tentunya harus dicari solusi agar fenomena mudik ini dapat terselesaikan. Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya akan lebih mudah di jawab apabila kita memahami apa itu fenomena mudik, kenapa dan mengapa sehingga akan ada solusi yang relevan dan akurat. Sudah dikemukakan diatas bahwa fenomena mudik merupakan gejala yang ditimbulkan akibat dari migrasi penduduk, dalam hal ini yaitu masuknya masyarakat pedesaan ke kota dalam jumlah yang banyak. Namun disisi lain bahwa tidak semata-mata penduduk melakukan migrasi tanpa ada alasan yang jelas ke daerah tujuan. Oleh sebab itu yang perlu dikaji adalah kenapa sebagian penduduk desa melakukan migrasi ke kota, alasan inilah yang harus ditangani oleh pemerintah agar penduduk desa tetap tinggal di daerahnya masing-masing namun masyarakat dapat sejahtera. Sebagai gambaran nya yaitu sejauhmana pemerintah memberikan pelayanan dan pemerataan pembangunan di berbagai bidang pada daerah secara merata agar tekanan migrasi ke kota semakin kecil. Namun  sejauh ini dapat kita rasakan bersama bagaimana pemerintah membangun bangsa ini bukan semakin maju malahan semakin terpuruk.

B. Mudik dan permasalahan sosial kependudukan

Fenomena mudik tidak hanya dilihat sebagai sebuah fenomena sosial masyarakat yang menggambarkan keberadaan masyarakat dalam gelombang gerakan mobilisasi arus balik yang besar, melakukan kegiatan pulang kampung secara serempak menjelang hari tertentu tetapi juga, dilihat dari permasalahan-permasalahan yang akan ditimbulkannya. Secara demografis fenomena mudik akan sangat berdampak pada kegiatan masyarakat di berbagai daerah, lokasi atau tempat.
Masalah-masalah yang ditimbulkan di berbagai lokasi yang menjadi pusat utama terjadinya mobilisasi arus mudik, adalah antara lain semakin meningkatnya angka kecelakaan, akibat keteledoran para pemudik yang kurang perduli untuk menjaga keselamatan mereka selama terjadi kegiatan arus mudik, baik itu tanpa mengunakan helm pengaman kepala ketika pergi mudik terutama terhadap anak-anak. Termasuk membawa barang-barang muatan yang melebihi kapasitas kendaraan disamping itu tidak jarang terlihat bahwa banyak kendaraan lebaran yang mengangkut penumpang lebih banyak dari pada kemapuan beban kendaraan untuk mengangkut hingga kendaaraan tidak seimbang akibatnya banyak kasus kecelakan yang meningkat memakan banyak korban diberbagai tempat, juga selama perjalanan tindak kriminalitas semakin meningkat yang sasaranya adalah para pemudik tidak jarang ada yang mengalami kasus perampokan, pembiusan dan pencopetan. Tindakan kriminal yang terjadi itu bukan hanya terjadi diperjalanan para pemudik tetapi juga meningkat pada daerah-daerah tertentu, dimana daerah yang lokasi masyarakat urbannya padat ketika musim mudik datang dan para pemudik meninggalkan rumah mereka untuk pulang kampung. Tidak jarang pada saat-saat tersebut rumah mereka dijarah oleh para perampok.
Dampak yang lebih telihat pada kependudukan ialah selama mobilisasi arus mudik terjadi, kota yang padat akan ditinggalkan selama mudik oleh para perantau kembali kekampung halaman mereka sehingga kota bias saja terlihat lenggang atau sepi karena penduduk asli perkotaan bisa saja sangat sedikit jumlahnya dibanding jumlah pendatang yang mengadu nasib di kota tersebut, akibatnya karena banyak rumah yang ditinggalkan para perantau. Sering mengalami perampokan di rumah-rumah yang mereka tinggal pergi mudik dan saat pulang kembali barang-barang mereka sudah habis dijarah rampok. Itu artinya fenomena mudik menimbulkan tindak kriminal yang meningkat.
Selain itu ketika tiba saatnya mobilisasi arus mudik dari kampong kembali ke kota, membawa dampak yang buruk adanya pertambahan jumlah penduduk perkotaan dibanding sebelumnya, akibat tidak jarang penduduk yang dulunya merantau pulang kembali kekampung, dan kembali lagi ke kota untuk bekerja membawa sanak-saudara mereka untuk ikut menetap dikota baik itu sama-sama mengadu nasib atau ada hal lainnya yang mempenagruhi mereka menetap dikota. Hal seperti itu terjadi karena para perantau yang pulang kekemapung mereka, terkesan sukses dimata para tetangga dan keluarganya karena sewaktu pulang kampung tidak jarang mereka membawa uang dalam jumlah besar dan juga oleh-oleh yang banyak. Selain itu mereka juga menceritakan kepda warga kampungnya mengenai kesuksesan mereka selama tinggal di kota mereka cenderung malu jika menceritakan kegagalan mereka di kota.
Efeknya tanpa tau buruk dan beratnya hidup diperkotaan orang yang dulunya tinggal dikampung cenderung untuk ikut merantau pergi kekota ikut mengadu nasib. Sehingga perkampungan yang kebanyakan ditinggalkan orang-orangnya pergi merantau ke kota juga mengalami dampak yang buruk karena jumlah penduduknya berkurang dan biasanya yang tinggal dikampung hanya mereka yang berusia tua atau lanjut yang tetap bertahan di kampung untuk menjaga rumah dan lahan mereka, selain itu karena usia tua juga mereka sudah tidak sanggup untuk bekerja berat dan berpikir cukup hanya hidup dengan hasil lahan. Anak-anak juga ditinggalkan dikampung tidak ikut merantau tetapi kalau sudah besar mereka juga cenderung ikut merantau mengikuti jejak teman-teman, atau keluarga mereka yang sudah merantau ke kota lebih dulu dari pada mereka. Selain itu masyarakat yang juga sudah merantau ke kota walau hidupnya tidak sukses juga setelah merantau ke kota tidak berani pulang kekampung karena malu jika pulang kampung tanpa membawa apa-apa. Sehingga image bahwa merantau mengadu nasib ke kota akan menuai sukses semakin kuat mendorong ornag memadati perkotaan. Akibatnya desa atau kampung yang belum maju dan modern kehidupanya, akan sepi penduduknya akibat migrasi penduduknya ke kota sehingga perkotaan akan lebih padat penduduknya dari pada di desa sehingga persebaran penduduk tidak mengalami keseimbangan

SUMBER       :
http://gungun82.wordpress.com/2012/07/30/budaya-mudik-ciri-dari-masyarakat-transisi/
http://agrissintahelwigantang.wordpress.com/2010/03/27/budaya-mudik-dan-permasalahan-sosial/

Tuesday, October 15, 2013

Langkah - Langkah Untuk Masuk Kedalam Command promp ( CMD )

1. nyalakan PC atau laptop anda , kemudian

2. pilih menu START pada menu bar


3. lalu pilih atau klik RUN  pada menu start

4. lalu open






5. kemudian di kolom kita isi dengan "cmd" atau biasa di bilang dengan command prompt , lalu klik atau pilih menu OK


7 . selanjut nya kita masuk kedalam cmd , dengan format cmd.exe

8. jika sudah selesai keluar kan saja program dari "cmd" atau command promp
9. selanjutnya kita matikan PC atau laptop anda


SELESAI :)
 
sumber :  http://aberuang.blogspot.com/

Thursday, October 03, 2013

PENGERTIAN DAN TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR



Ilmu budaya dasar adalah suatu ILMU yang mempelajari tentang dasar-dasar Kebudayaan, Dan Budaya memang merupakan salah satu jiwa dari nilai-nilai yang ada di masyarakat .

Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli :
  1. E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain. Serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat 
  2. R. Linton dalam bukunya yang berjudul The Cultural background of personality menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu . 
  3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. 
  4.  Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. 
  5. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. 
  6. Bronislaw Malinowski, Adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang terdiri dari berbagai peralatan dan barang-barang konsumen, berbagai peraturan untuk kehidupan masyarakat, ide-ide dan hasil karya manusia, keyakinan dan kebiasaan manusia. 
  7. C. Klukhuahn dan W. H. Kelly, mencoba merumuskan definisi kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dengan para ahli antropologi, sejarah, hukum, psikologi yang implisit, eksplisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia. 
  8. Dawson dalam buku Age Of The Gods mengatakan bahwa kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is common way of life) 
  9. J. P. H. Dryvendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu. 
  10. Takdir Alisyahbana, mengatakan kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.

Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
  1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince )
    Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
  2. Ilmu-ilmu sosial ( social scince )
    Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat. 
  3. Ilmu kebudayaan ( science culture ) Di dunia ini banyak sekali Negara dan juga rakyatnya dengan berbagai macam suku dan budaya disetiap suku atau etnic mempunyai perbedaan dan juga cirri khas yang bisa kita membedakannya dari mulai pakaiannya, tutur bahasanya, dan juga norma-norma kehidupannya sehingga dari situ lah kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu kebudayaan adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu norma asas di setiap wilayah diberbagai Negara, tidak semua kebudayaan itu sama dan juga tidak lain pula dinegara satu mudah menerima kedatangan buadaya yang berasal dari Negara lain contoh: di bagian Negara barat boleh memakai pakaian yang terbuka akan tetapi dinegara Indonesia yang mayoritas negaranya mempunyai kepercayaan muslim sangat sulit menerima keadaan seperti itu.

TUJUAN  ILMU BUDAYA DASAR

Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Berpijak dari hal diatas, tujuan mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

  1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
  2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut
Jika diperinci maka tujuan pengajaran ilmu budaya dasar itu adalah :
  1. Menimbulkan minat untuk mendalaminya.
  2. Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih  bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut. 
  3. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri. 
  4. Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat

Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD adalah :

Perlunya Melakukan PEMBENTUKAN pemikiran yang Khususnya berkenaan dengan Kebudayaan dan Kemanusiaan,agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas.

PRO KONTRA MISS WORLD

Kontes ratu kecantikan sedunia, Miss World 2013 untuk pertama kalinya akan digelar di Indonesia. Gelaran Miss World di Indonesia ini juga merupakan kali pertama penyelenggaraannya di Asia Tenggara. Rangkaian acara Miss World 2013 akan dimulai pada awal September nanti di Bali. Para kontestan dari berbagai penjuru dunia akan menjalani masa karantina di Nusa Dua, Bali. Mereka akan berkunjung ke beberapa objek pariwisata di Pulau Dewata. Menurut kabar yang beredar di social media, para finalis Miss World tahun ini akan diminta membuat narasi beserta foto dan video keindahan pariwisata Indonesia yang mereka lihat selama karantina, untuk kemudian dimuat di social media mereka masing-masing. Ini menjadi salah satu bagian dari penjurian Miss World tahun ini. Sementara malam puncak penganugerahan Miss World 2013 rencananya akan diselenggarakan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor pada hari Sabtu, 28 September 2013.
Berbagai pendapat dilontarkan masyarakat terkait kontes Miss World ini. Banyak yang pro, tapi tak sedikit pula yang kontra. Ada pula yang tidak mendukung tetapi juga tidak menolak untuk diselenggarakan. Masing-masing pihak melihat dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Ada yang menilai dari segi ekonomi, agama, budaya, dan lain sebagainya. Selain di media massa, pro kontra ini juga bisa dilihat di berbagai media sosial.
Pihak yang setuju berpendapat, bahwa penyelenggaraan kontes ini merupakan upaya promosi kepariwisataan Indonesia. Di samping itu, terselenggaranya kontes ini akan membawa image dan reputasi yang bagus bagi Indonesia di mata dunia. Menurut Ketua Yayasan Miss Indonesia, Liliana Tanoesoedibjo, malam final Miss World kali ini akan disiarkan di 140 negara. Tentu jutaan pasang mata akan melihat Indonesia dari situ. Apalagi dalam acara kali ini, akan dimasukkan unsur-unsur kebudayaan Indonesia, misalnya seperti pertunjukan kesenian khas Bali, serta penggunaan sarung Bali dan pakaian karya para desainer Indonesia dalam sesi top model. Dengan demikian, diharapkan orang-orang luar akan semakin mengenal seni dan budaya Indonesia.
Sementara itu, pihak yang menolak menyebut kontes Miss World tidak sesuai dengan budaya Indonesia, meskipun panitia penyelenggara sudah memastikan tidak ada kontes bikini. Sesi berbikini memang menjadi bagiani paling kontroversial sepanjang rangkaian acara beauty peagent ini. Surahman Hidayat, anggota Komisi X DPR dari PKS misalnya, dalam pernyataan tertulisnya pada hari Senin, 26 Agustus lalu mengatakan,"Miss World bernuansa merendahkan martabat perempuan. Saya pikir banyak kegiatan yang lebih sesuai dengan budaya Indonesia dan juga sesuai dengan ajaran agama untuk menggali dan meningkatkan potensi wanita Indonesia. Tidak hanya Miss World.” Selain itu, penolakan juga diserukan oleh MUI Kabupaten Situbondo, Jawa Timur yang menyebut ajang Miss World bertentangan dengan norma agama.  Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Timur juga turut menolak penyelenggaraan Miss World di Indonesia. Bahkan Ketua FPI, Rizieq Shihab bertekad untuk membubarkan acara Miss World bila pemerintah tetap memberikan izin. (Kompas.com)
Selain pihak-pihak yang menyatakan pro dan kontra di atas, ada sebagian orang yang tidak menyatakan setuju, tetapi juga tidak menolak. Ada yang mengatakan penyelenggaraan Miss World sebenarnya lebih kental nuansa bisnisnya. Ada pula yang menyebutkan bahwa pengalaman yang sudah-sudah di negara lain, menjadi tuan rumah penyelenggaraan Miss World tidak berdampak besar bagi dunia pariwisata. Ada juga yang mempersoalkan kegiatan dari pemenang Miss World yang walaupun disebutkan melakukan kegiatan amal dan bakti sosial tapi kurang terlihat peran nyatanya.
Dalam diskusi yang cukup menarik di forum dunia maya, ada satu hal yang menarik perhatian saya, salah seorang forumer di forum Skyscrapercity Indonesia melihat dari sudut pandang yang berbeda. Ia menyatakan tidak setuju tetapi bukan atas dasar teologis seperti kebanyakan orang, melainkan dari sudut pandang humanis. Banyak tokoh-tokoh humanis yang tidak setuju dengan beauty pageant karena itu membenarkan beberapa manusia bisa mempunyai privilege atau hak lebih karena socially constructed ideas of ‘beauty’, itu sama saja dengan diskriminasi hak manusia yang didasarkan oleh fisik (sesuatu yang sudah jadinya begitu sejak lahir). Jadi menurut paham humanis modern, beauty pageant itu primitif.

Adapun bagi saya pribadi, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang plural, tidak mempermasalahkan penyelenggaraan Miss World di Indonesia. Apalagi panitia sudah memastikan tidak ada kontes bikini on stage, sehingga acara internasional ini tak ubahnya seperti kontes Miss Indonesia ataupun Putri Indonesia yang sudah secara rutin diadakan setiap tahun, hanya asal pesertanya saja yang berbeda. Toh biaya penyelenggaraannya tidak menggunakan uang negara, melainkan murni dibiayai oleh pihak swasta. Nah... bagaimana dengan pendapat Anda?
Saya pro dengan adanya kontes miss world di indonesia 2013, karna indonesia merupakan negara muslim terbesar yg mencatat menyelenggaran kontes miss world ini, dengan adanya kontes ini tentu saja menjadi keuntungan bagi indonesia untuk pempromosikan budaya indonesia, dan juga untuk meningkatkan daya tarik wisatawan yang akan berkunjung. Hal ini juga dapat meningkatkan para investor untuk berkerja sama degan indonesia dalam bidang pariwisata.

SUMBER